Full Style

y

Sidebar Style

Ads Below Title

Ads Inside Post

Ads End Post

Setiap Anak Kita Harus ‘Kembar’



Prof. DR. Akram Dhiya’ dalam bukunya As Siroh An Nabawiyyah Ash Shohihah menjelaskan seputar kelahiran Nabi Muhammad. Banyak kisah seputar kelahiran Nabi yang riwayatnya tidak bisa dipakai. Kisah-kisahnya antara dhoif, dhoif sekali, bahkan palsu. Untuk memuliakan Nabi tidak memerlukan semua riwayat lemah itu. Karena beliau tetap mulia tanpanya.

Perlu diketahui bahwa Prof. Akram adalah pakar sejarah Islam yang menggabungkan antara konsep ahli hadits dengan sejarawan. Menggabungkan antara konstruksi sejarah dengan keabsahan kisah.

Setelah menjelaskan itu, beliau berkata,

“Tetapi ada riwayat yang menguat dengan riwayat lain mencapai derajat hasan tentang kelahiran beliau. Di mana Aminah ketika melahirkan, ia melihat ada cahaya yang keluar dari dirinya hingga menerangi istana-istana Busro di Negeri Syam.” (h. 101)

Izinkan kami belajar dari kalimat ini. Bukankah ini bicara tentang kelahiran orang besar. Bahkan manusia terbesar sepanjang sejarang manusia. Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam.

Beliau lahir di tengah kegelapan jahiliyyah yang membungkus zaman dan setiap jengkal bumi. Orang-orang baik nyaris tidak mendapatkan tempat. Hukum rimba berlaku. Yang kuat memakan yang lemah. Tetapi selalu ada nurani yang tidak setuju dengan semua kerusakan itu. Mereka yang mencari solusi.

Beliau memang dilahirkan untuk menyingkap kegelapan itu dan menggantinya dengan cahaya. Agar manusia kembali menemukan dirinya. Mulai memahami kehidupan ini. Hingga akhirnya bisa mengabdikan dirinya kepada Pencipta yang sesungguhnya. Selanjutnya bumi akan menemukan kenyamanannya dan memberikan yang terbaik baik bagi kehidupan manusia. Langit yang menaungi juga kembali sejalan dengan manusia yang telah membaik sehingga kembali mengucurkan keberkahan.

Semua ini berawal dari kelahiran itu. Kelahiran bayi yang diiringi oleh cahaya. Cahaya yang mampu menerangi hingga istana-istana Busro, Syam. Cahaya itu akan masuk hingga ke istana-istana. Cahaya itu akan sampai hingga negeri jauh. Mereka suka atau tidak suka. Cahaya itu akan sampai.

Sungguh, bacalah sejarah Rasulullah Muhammad dan akan kita jumpai beliau benar-benar cahaya bagi kehidupan ini. Menerangi perjalanan manusia yang telah lama terpuruk dalam lorong gelap kedzaliman dan kemaksiatan.

Iman dan keyakinannya adalah cahaya bagi mitos-mitos yang telah merasuk di hati setiap orang. Ibadahnya adalah cahaya bagi berbagai ritual yang bahkan tidak logis. Akhlaknya adalah cahaya di tengah bobroknya moral yang terkubur di antara syahwat-syahwat yang sengaja diumbar. Muamalahnya adalah cahaya di tengah interaksi rimbawi yang menghancurkan tatanan sosial.

Tapi, bagaimana seorang Muhammad tiba-tiba bisa menjelma menjadi manusia yang bercahaya dan menerangi orang lain. Jawabannya, karena beliau dibekali oleh Allah dengan cahaya pula,

يَا أَهْلَ الْكِتَابِ قَدْ جَاءَكُمْ رَسُولُنَا يُبَيِّنُ لَكُمْ كَثِيرًا مِمَّا كُنْتُمْ تُخْفُونَ مِنَ الْكِتَابِ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ قَدْ جَاءَكُمْ مِنَ اللَّهِ نُورٌ وَكِتَابٌ مُبِينٌ

“Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al Kitab yang kamu sembunyi kan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab yang menerangkan.” (Qs. Al Maidah: 15)



Ya, Allah menebar hidayahnya bersama dengan menebar ayat-ayat firman-Nya. Al Quran lah satu-satunya panduan untuk menyingkap kegelapan dan memberikan cahaya solusi. Dikawal oleh manusia bercahaya, Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam.

Kini, zaman kembali kebingungan. Masalah tanpa solusi. Hidup tanpa keamanan. Kerja tanpa kesejahteraan. Hukum tanpa keadilan. Keluarga tanpa kebahagiaan. Negara tanpa kepemimpinan. Carut marut, tanpa ada yang tahu bagaimana dan siapa yang bisa mengurainya.

Maka, anak-anak kita harus lahir ‘kembar’. Mereka harus lahir bersama lahirnya cahaya.

Merekalah cahaya itu.

Mereka solusi itu.

Merekalah yang akan menebarkan cahaya Allah; Al Quran Al Karim.

Anak-anak kita, anak-anak cahaya

SUMBER : parentingnabawiyah.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comments system

[facebook][blogger]

Disqus Shortname

Spot.IM ID

Flickr User ID

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget

Google ads Main JS